Pengembangan Kepercayaan Dalam Tim Virtual
Tim Virtual adalah sebuah tim
yang dibentuk karena adanya keterbatasan waktu dan ruang dan tidak dapat
bersatu secara fisik antara satu sama lain sehingga dibuatlah Tim Virtual
menggunakan jaringan komputer agar dapat mencapai tujuan bersama. Tim Virtual
biasanya dibuat ketika sekelompok orang ingin mengerjakan tugas kelompok atau
hanya sekedar ingin berbagi informasi. Berikut adalah beberapa perbedaan dan
persamaan Tim Virtual dengan tim yang bertemu secara fisik, antara lain:
Persamaan
1. Adanya
tujuan yang ingin dicapai bersama
2. Adanya
komunikasi dari setiap anggota tim
3. Memerlukan
adanya diskusi tim
4. Kepercayaan
dalam tim
Perbedaan
1. Kontak
sosial yang terbatas pada tim virtual
2. Ruang
dan waktu
3. Tingkat
emosional setiap anggota
Dalam membangun tim virtual, hal
yang perlu kita perhatikan adalah:
1. Komunikasi
Komunikasi sangat penting dalam
membangun suatu hubungan, karena dalam melakukan perkerjaan bisa saja terjadi
kesalahan dan dengan komunikasi kita bisa mengurangi sedikit banyaknya
kesalahpahaman dalam sebuah tim
2. Cultural Awareness
Toleransi dan pengetahuan tentang
budaya lain juga perlu diperhatikan, cara penyampaian intensi yang baik
didaerah A bisa diterima tapi belum tentu didaerah B. Hal ini berkaitan dengan
komunikasi, karena terjemahan langsung dari satu bahasa ke bahasa lain tanpa
memperhatikan konteks juga dapat menambah probabilitas salah pengertian antar
anggota.
3.Self Motivation
Tidak semua orang berfungsi
dengan baik dalam virtual team dimana setiap individu diharapkan bersifat
self-motivated dan mampu bekerja secara mandiri tanpa pengawasan atau struktur
eksternal. Faktor penting berikutnya adalah result-oriented, karena tidak ada
rekan disekitar yang sadar betapa intensifnya seseorang berusaha menyelesaikan
tugas kecuali pada akhirnya dia dapat mendemonstrasikan hasil akhirnya dengan
jelas.
4.Kepercayaan
Kepercayaan sangat penting untuk
mendukunbg semua point diatas, sebagai basis untuk komunikasi yang terbuka dan
menyangga motivasi semua individu yang bersangkutan.
Rasa saling percaya disetiap
anggota tim sangatlah diperlukan, agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud
secara maksimal. Namun dengan kurangnya kontak sosial, rasa saling percaya
antar anggota tim dapat berkurang sehingga kemungkinan untuk gagal sangatlah
mungkin dalam tim virtual. Dalam mengatasi hal ini kami memiliki beberapa cara
agar rasa saling percaya dari setiap anggota tim dapat tumbuh sehingga tujuan
yang ingin dicapai dapat terwujud secara maksimal, berikut caranya:
1. Pemimpin
yang kompeten
Adakalanya anggota tim akan patuh
dan percaya kepada pemimpinnya jika pemimpin itu mempunyai kompetensi yang
lebih seperti keterampilan dan pengalaman yang sangat memadai.
2. Membagi
tugas dengan rata
Menurut saya pembagian tugas
merupakan salah satu faktor timbulnya kepercayaan dalam tim virtual. Ketika
seorang anggota tim merasa tugasnya lebih berat daripada yang lain, orang
tersebut akan berprasangka buruk terhadap anggota yang lain seperti prasangka
adanya hubungan khusus antara pemimpin dan salah satu anggota lainnya.
3. Keaktifan
setiap anggota
Setiap anggota tim harus aktif
dalam forum diskusi yang sudah direncanakan. Dalam setiap pertemuan virtual
tersebut setiap anggota harus menjelaskan hasil pekerjaan yang telah ia
kerjakan dan jika terjadi kesalahan dapat dilakukan evaluasi dan harus berperan aktif dalam memberi
masukan-masukan terhadap evaluasi tersebut sehingga timbulnya kepercayaan
antara aggota dengan anggota maupun anggota dengan pemimpin.
4. Kerjasama
Kerjasama merupakan hal terpenting
dalam sebuah tim, baik itu tim virtual maupun tim face to face. Karena dengan
adanya kerjasama setiap anggota tim, akan memunculkan rasa kebersamaan dalam
mencapai tujuan bersama yang ingin diraih. Sekian pernjelasan dari saya
mengenai hal-hal yang dapat membangun kepercayaan dalam Tim virtual
Kesimpulan :
Tim Virtual sebuah tim yang
dibentuk karena adanya keterbatasan waktu dan ruang dan tidak dapat bersatu
secara fisik antara satu sama lain sehingga dibuatlah Tim Virtual menggunakan
jaringan komputer agar dapat mencapai tujuan bersama. Hal yang perlu
diperhatikan dalam mebuat tim virtual adalah komunikasi, cultural awareness,
self motivation, kepercayaan. Rasa saling percaya didalam tim virtual dapat
berkurang, agar hal ini tidak menjadi masalah, maka dalam tim harus memiliki :
1.Pemimpin yang kompeten
2.Membagi tugas dengan rata
3.Keaktifan setiap anggota
4.Kerjasama
PSIKOLOGI KETERTARIKAN INTERPERSONAL DALAM
INTERNET
Penyebab daya tarik antara individu yang satu dengan
yang lainnya adalah :
1.
Kedekatan
fisik
2.
Kesamaan
pendapat dan kepribadian, minat dan pengalaman, gaya interpersonal
3.
Adanya rasa
suka secara timbal balik (reciprocal liking)
4.
Daya tarik
fisik.
TEORI-TEORI KETERTARIKAN INTERPERSONAL
1)
Social Exchange Theory: Gagasan bahwa perasaan orang tentang
suatu hubungan tergantung pada persepsinya mengenai hasil positif (rewards)
dan ongkos (costs) hubungan, jenis hubungan yang mereka jalani, dan
kesempatan mereka untuk memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
2)
Equity Theory: Gagasan
bahwa orang akan bahagia dengan hubungan yang dijalinnya bila pengalaman
rewards dan costs dan kontribusi antara dua belah pihak diperkirakan seimbang.
TUJUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
a.
Menemukan Diri Sendiri
Tujuan
komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita
terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak
sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan
kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau
mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi
mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan
diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa
pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
b.
Menemukan Dunia Luar
Hanya
komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang
diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang
kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah
informasi yang datang kepada kita dari media massa, hal itu seringkali
didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.
c.
Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Banyak dari
waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk
dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
d.
Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu
kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan
pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu,
misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis
dan membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar
atau salah. Kita banyak menggunakan waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
e.
Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas
yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman
mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga,
menceritakan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang
untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu
dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks
dari semua keseriusan di lingkungan kita.
f.
Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi
klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan
profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi
membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita
berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan
mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
EFEKTIFITAS
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Efektivitas
Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan
yaitu keterbukaan (openness),
empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif
(positiveness), dan kesetaraan (equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).
A.
Keterbukaan
(Openness)
Kualitas
keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang
diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera
membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya
tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri
ini patut. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator
untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam,
tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang
menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita
ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk
daripada ketidakacuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap
orang lain. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner
dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan
dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda
bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini
adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama
tunggal).
B.
Empati
(empathy)
Henry
Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk
‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari
sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di
pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih.
Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya,
berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang
sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain,
perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa
mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non
verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan
memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah
dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata,
postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau
belaian yang sepantasnya.
C.
Sikap
mendukung (supportiveness)
Hubungan
interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung
(supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya
Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam
suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan
bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategi, dan (3)
provisional, bukan sangat yakin.
D.
Sikap
positif (positiveness)
Kita
mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan
sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu
pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi
interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri
mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya
sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan
daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak
bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
E.
Kesetaraan
(Equality)
Dalam setiap
situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih
pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang
lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal.
Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif
bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa
kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan
interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
Bicara tentang ketertarikan
interpersonal dalam internet, Komputer merupakan media komunikasi yang
memberikan tempat baru bagi pengaruh keakraban. Kenyataannya, seseorang dengan
jarak ribuan mil menjadi tidak berarti dengan adanya internet walau tidak bisa
bertemu. Keakraban dan jarak fungsional ditentukan oleh layar komputer. Apakah
terdapat perbedaan antara hubungan yang dijalin via computer dibanding dengan
yang dibentuk dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya tentu saja iya, karena
ketika berjumpa melalui internet, ketertarikan berkembang melalui kualitas
percakapan, sedangkan mereka yang berjumpa secara langsung dengan tatap muka
ketertarikannya lebih tergantung pada daya tarik fisik (Mc Kenna, Green, &
Gleason, 2002). Jika kita bertemu dengan orang baru secara tatap muka kita
segera melihat penampilan fisiknya. Sebaliknya, ketika orang bertemu online,
mereka dapat menyembunyikan tampangnya dan ciri lain yang mungkin
menurunkan daya tariknya, seperti rasa gugup saat berada dalam situasi sosial.
Anonimitas internet dapat memudahkan orang untuk mengungkapkan informasi personalnya.
Sebagai akibatnya, individu mungkin merasa bahwa mereka lebih mampu
mengekspresikan aspek-aspek penting dari diri riil mereka saat berinteraksi
melalui internet. Katelyn McKenna dan rekannya (2002) memperkirakan bahwa orang
mungkin menjalin persahabatan awal dengan cepat secara online ketimbang
melalui tatap muka.
Melalui internet orang dapat
melakukan komunikasi dengan orang lain atau bahkan dengan beberapa komunitas
sekaligus, chatting online dengan fasilitas beberapa room yang tersedia
memungkinkan seseorang dapat berkomunikasi secara bersama, atau beberapa
komunitas website (social networking) seperti Friendster, MySpace, Facebook,
atau Twitter memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengekspresikan
dirinya ke depan publik. Beberapa individu lebih merasa dirinya nyaman bila
bertemu dengan teman di dunia maya dibandingkan teman dalam dunia nyata.
Individu yang ketagihan untuk terus chatting dalam menjalin hubungan dengan
orang lain secara online. Kecanduan ini secara bertahap akan membuat individu
tersebut lebih mementingkan orang yang ia kenal melalui online dibandingkan
dalam kehidupan nyata. dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebagian
besar individu yang terlibat dalam komunikasi cyberspace (seperti; mailing
list, diskusi group, forum, chat rooms, bulletin boards, dsb) memperoleh
pengalaman-pengalaman yang menguntungkan dalam hubungan sosial, akan tetapi
tidak berlanjut pada kontak sosial yang nyata. Minimnya komunikasi verbal,
dimana individu mencoba memahami teks-teks kalimat yang muncul membuat kondisi
tersebut menjadi sebuah tantangan yang menarik bagi pengguna internet (Huang,
1996). Sebuah hubungan interpersonal didasarkan pada tingkat pemahaman
teks-teks (kalimat) menjadi daya tarik sendiri bagi beberapa orang, tidak perlu
takut dalam mengungkapkan argumentasi, malu dan merasa bebas dalam mengekspresi
dirinya dimana pada kenyataan sehari-hari dalam dunia nyata adalah hal yang
sulit mengungkapkan perilaku tersebut pada orang asing yang baru kita kenal.
Dalam
beberapa hal, beberapa individu juga cenderung untuk menutup dirinya dan
bersikap bohong, dimana kata-kata teks yang diungkapkan tidak sesuai dengan
perilakunya dalam keseharian, kejadian ini akan terus berlanjut selama
komunikasi di internet terus dilakukannya. Teks juga hanya memberikan pemahaman
yang tidak memadai dalam memahami sebuah kondisi emosional, kesalahan dalam
interpretasi sering terjadi dibandingkan dengan kondisi nyata (real life).
Kondisi-kondisi ini akan menjadi tantangan bagi pengguna internet untuk terus melibatkan
dirinya secara online lebih mendalam.
Hambatan
psikologi & perilaku negatife dalam
interpersonal online-relation yaitu mengenai keterbatasan saat melakukan
interpersonal online-relation
Sejalan berkembangnya ketertarikan
interpersonal dalam internet munculah suatu relationship (hubungan) seperti
pertemanan, murid-guru, kelompok, hubungan kerja, bahkan hubungan kekasih.
Namun dalam berjalannya hubungan tersebut tidak sepenuhnya lancar atau aman,
bahkan ada beberapa kejadian dimana suatu hubungan harus hancur karena beberapa
hal yaitu :
11)
Antara
kedua orang tersebut tidak merasakan kedekatan emosional karena tidak melihat
wujud fisik dari lawan bicaranya.
22)
Banyak
kebohongan yang terdapat dalam penggunaan media terlebih media virtual karena
tidak dapat melihat gerak-gerik maupun gesture yang diungkapkan dalam non
verbal dari lawan bicaranya dan pesan yang disampaikan tidak dapat sepenuhnya
dipertanggungjawabkan karena tidak ada bukti yang otentik.
33)
Dalam
penggunaan internet biaya yang dikeluarkan lebih banyak daripada berkomunikasi
dengan telepon karena harus mempunyai perangkat PC atau laptop beserta dengan
jaringan telepon yang disambungkan untuk mengakses internet itu sendiri, kalaupun
tidak menggunakan PC atau laptop sendiri maka akan mengeluarkan biaya untuk ke
warnet untuk mengakses internet. Kemudian jika menggunakan media internet dalam
melakukan komunikasi bermedio maka diperlukan keahlian khusus dalam
mengoperasikan komputer maupun situs-situs yang ada di internet itu sendiri.
4) Dalam
dunia maya seorang netter dapat menggunakan identitas palsu seperti identitas
palsu yang dirancang seseorang pada akun facebooknya, atau bisa juga orang
tersebut memalsukan sebagian statusnya seperti seorang yang telah menikah
memasang status single pada facebooknya untuk mencari perhatian orang lain atau
memudahkannya mencapai sesuatu.
5) Setiap
hubungan dibutuhkan adanya komitmen dimana kedua belah pihak memiliki suatu
persetujuan yang bersifat mengikat. Dalam dunia maya seseorang bisa saja
berjanji dan kemudian menghilang begitu saja dan melupakan semua kesepakatan
seperti pada kegiatan jual beli online sering terjadi penipuan dimana korban
telah menyetor uang tetapi barang tidak dikirim atau sebaliknya, dan kemudian
penjual atau pembeli yang belum memenuhi janjinya itu menghilang atau tidak
online lagi.
6) Sering
jika anda berkunjung ke situs (yahoo.com) dimana situs tersebut memberikan
informasi tentang suatu hal mengenai suatu agama, ragam, atau suku maka anda
akan menemui komentar-komentar yang diketik dengan eksplisit dimana pada
komentar tersebut menjelek-jelekkan suatu RAS, baik komentar pro ataupun
kontra.
Selain
itu ada juga perilaku-perilaku yang disebabkan oleh interpersonal
online-relation, yang sudah pasti sangat merugikan pihak lawan atau orang lain.
Perilaku tersebut contohnya adalah cyber cheating dan cyber flirting.
Perilaku Negatif dalam Interpersonal
Online-Relation
Cyber Cheating, atau perselingkuhan yang terjadi di
internet dapat terjadi ketika seorang yang telah memiliki pasangan memiliki
hubungan yang dekat pula dengan orang lain. Misalkan seorang istri memiliki
akun jejaring sosial dimana mantannya masih terdaftar dalam temannya dan selama
ini dia sering chatting dengan kata-kata mesra dan menggoda mantannya itu, maka
hal tersebut dapat dikatakan dengan cyber-cheating.
Cyber Flirting, atau merayu yang dilakukan dalam dunia
maya. Cyber flirting adalah suatu hal yang umum yang terjadi di jejaring sosial
bahkan game. Namun, dalam terjadinya ketidak amanan yang membuatnya
dikategorikan sebagai perilaku negatif, contohnya adalah dalam cyber flirting
orang bisa menggunakan bahasa yang tidak pantas, ditambah lagi jika dalam
terjadinya dapat kepalsuan identitas maka semakin menjadi perilaku negatif
cyber flirting tersebut.
Sumber:
http://elfahaifa.blogspot.co.id/2014/01/perilaku-negatif-dalam-interpersonal.html?m=1
http://piabyi.blogspot.co.id/2014/11/2PA04-TugasIII-Kelompok2--HambatanPsikologidanPerilakuNegatifdalamInterpersonalOnline-Relation.html?m=1
arwono, Sarlito Wirawan. 1999. Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka
nilam.staff.gunadarma.ac.id/ http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html
http://elfahaifa.blogspot.co.id/2014/01/perilaku-negatif-dalam-interpersonal.html?m=1
http://piabyi.blogspot.co.id/2014/11/2PA04-TugasIII-Kelompok2--HambatanPsikologidanPerilakuNegatifdalamInterpersonalOnline-Relation.html?m=1
arwono, Sarlito Wirawan. 1999. Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka
nilam.staff.gunadarma.ac.id/ http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html
Nama Anggota
|
NPM
|
JobDesk
|
URL
|
Aldila Dwi
Restu
|
10515472
|
Searching
|
http://aldiladr.blogspot.co.id
|
Dian
Nirmala
|
11515846
|
Editing
& Searching
|
http://nirmaladianap.blogspot.co.id
|
Ega Risa
Sukandi
|
12515121
|
Searching
|
http://egarisasukandi.blogspot.co.id
|
Hera
Arveni W
|
13515130
|
Searching
|
http://arvenihera.blogspot.co.id
|
Raudha
Putri K
|
15515691
|
Searching
|
http://utikinan.blogspot.co.id
|
materinya oke. tulisannya kekecilan tapi wkwk
BalasHapusblognya menarik banget,cukup lengkap pembahasanya sumber pun lengkap dan bermanfaat makasiih :D mungkin font pada sumber warnanya lebih baik dibuat putih biar lebih rnak dilihat
BalasHapusini keren sih, pembahasannya jelas. Ntap jiwa
BalasHapus